Pinyin: Kèjiāhuà;
Hak-ka-fa
Bahasa Hakka
Hak ka fa secara harfiah berarti "bahasa keluarga tamu" atau di Indonesia umumnya dipanggil Khek adalah bahasa yang dituturkan oleh orang Hakka, yakni suku Han yang tersebar di kawasan pegunungan provinsi Guangdong, Fujian dan Guangxi di Tiongkok. Masing-masing daerah ini juga memiliki khas dialek Hakka yang agak berbeda tergantung provinsi dan juga bagian gunung sebelah mana mereka tinggal.
Menurut ahli bahasa Hakka di awal abad ke-20 Donald Maciver, Bahasa Hakka di satu sisi masih berkerabat dengan Bahasa Kanton dan di satu sisi dengan Bahasa Mandarin. Bahasa Hakka diwariskan dari bahasa rakyat Tiongkok Utara yang mengungsi ke selatan Tiongkok sejak periode Dinasti Song dan Dinasti Yuan.Bahasa ini mendapatkan namanya dari penyebutan kelompok penuturnya oleh orang Kanton di Provinsi Guangdong "Hakka".Di daerah lain seperti di Jiangxi atau Fujian, umummnya tidak mengenal istilah Hakka, melainkan "Thú-fa" yang berarti "Bahasa Lokal" untuk membedakan mereka dengan penutur bahasa lain.Meixian, dahulu dinamakan Jiayingzhou (Hakka: Ka-yin-chu) adalah konsentrasi Hakka terbesar di Guangdong, maka bahasa Hakka standar adalah Bahasa Hakka dialek Meixian.
Penelitian tentang Bahasa Hakka awalnya banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti dari Belanda, terutama di Hindia Belanda dimana banyak orang Hakka tinggal.Het Loeh-Foeng-Dialect disusun pada tahun 1897 oleh Simon Hartwich Schaank (1861-1935), seorang pegawai Belanda yang bertugas di Kalimantan Barat. Buku ini berisi tentang Bahasa Hakka yang Dialek Lufeng (Liuk-fung) asal Provinsi Guangdong yang dituturkan orang Hakka di Kalimantan Barat. Hakka Woordenboek (tahun 1912) adalah kamus Hakka-Belanda yang ditulis oleh pegawai sipil Peter Adrian van de Stadt (1876-1940) berisi tentang Bahasa Hakka yang dituturkan di Bangka Belitung. Kamus tersebut ia tulis untuk tujuan praktis yang hanya berfokus pada bahasa lisan.
Penutur bahasa Hakka di Indonesia terbanyak terdapat di Kalimantan Barat, Bangka-Belitung, Pulau Jawa dan berbagai daerah lainnya. Terdapat dua dialek Bahasa Hakka yang besar jumlah penuturnya di Indonesia yakni Dialek Meixian dan Dialek Lufeng.Penutur Dialek Meixian tersebar di Jakarta, Aceh, Belitung, Pontianak, sedangkan penutur Dialek Lufeng dapat ditemukan di Pulau Bangka, dan sebagian besar Kalimantan Barat.
Sumber : Wikipedia
Diatas adalah sedikit penjelasan tentang asal usul bahasa hakka dan sedikit sejarahnya.
Kalau bicara sejarah ceritanya sangat panjang mungkin saya harus menulis artikel khusus untuk membahas sejarah orang hakka nanti kedepannya.
Karena disini saya akan menulis tentang nama panggilan kepada ayah dan ibu serta keluarga lainnya dalam versi bahasa hakka yang sampai saat ini masih tetap melekat kental pada setiap masyarakat suku Hakka di kota Singkawang kalimantan barat.
Banyak juga anak muda sekarang yang sudah tidak bisa lagi berbicara menggunakan bahasa Hakka padahal orang tua mereka asli orang hakka.yang bisa hanyalah sepatah dua patah kata saja.
Ini terjadi karena orang tua mereka tinggal diluar kota dan sehari hari selalu sibuk bekerja.anak anak yang masih kecil biasanya di titip ke pengasuh atau pembantu dirumah.sehingga anaknya besar dengan terbiasa bicara dengan bahasa lain.
Biasanya bahasa indonesia atau bahasa apa saja tergantung dimana tempat mereka tinggal .
Untuk itu saya membuat blog ini dengan tema bahasa Hakka supaya dapat mengingatkan bahasa nenek moyang kita.
Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca.
Berikut adalah panggilan kepada orang orang dalam keluarga orang hakka.Diatas adalah sedikit penjelasan tentang asal usul bahasa hakka dan sedikit sejarahnya.
Kalau bicara sejarah ceritanya sangat panjang mungkin saya harus menulis artikel khusus untuk membahas sejarah orang hakka nanti kedepannya.
Karena disini saya akan menulis tentang nama panggilan kepada ayah dan ibu serta keluarga lainnya dalam versi bahasa hakka yang sampai saat ini masih tetap melekat kental pada setiap masyarakat suku Hakka di kota Singkawang kalimantan barat.
Banyak juga anak muda sekarang yang sudah tidak bisa lagi berbicara menggunakan bahasa Hakka padahal orang tua mereka asli orang hakka.yang bisa hanyalah sepatah dua patah kata saja.
Ini terjadi karena orang tua mereka tinggal diluar kota dan sehari hari selalu sibuk bekerja.anak anak yang masih kecil biasanya di titip ke pengasuh atau pembantu dirumah.sehingga anaknya besar dengan terbiasa bicara dengan bahasa lain.
Biasanya bahasa indonesia atau bahasa apa saja tergantung dimana tempat mereka tinggal .
Untuk itu saya membuat blog ini dengan tema bahasa Hakka supaya dapat mengingatkan bahasa nenek moyang kita.
Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat kepada pembaca.
Kita mulai...
BAGIAN 1 .
Cara memanggil keluarga besar dari pihak ayah :
A PA / A PAK = AYAH
KUNG THAI = buyut / kakek nya ayah
PHO THAI = buyut / nenek nya ayah
A KUNG / KUNG-KUNG = kakek
A PHO / PHO-PHO = nenek
A PAK / PAK-PAK / THAI PAK = paman /pakde / abang ayah
PAK ME =bibi / bude/ isteri paman
SHUK-SHUK / A SHUK = paman / adik ayah
SHUK ME = isteri (paman)
A KU / KU-KU / THAI KU/SE KU = bibi / kakak atau adik perempuan (ayah)
KU CHONG = suami (bibi)
SHUK PAK HIUNG THI =saudara sepupu / anak laki laki dari ASHUK atau A PAK
SHUK PAK CI MOI = saudara sepupu / anak perempuan dari ASHUK atau A PAK
KU PIAO HIUNG THI =saudara sepupu / anak laki laki dari A KU / KU-KU
KU PIAO CI MOI =saudara sepupu/ anak perempuan dari A KU / KU-KU
BAGIAN 2.
Cara memanggil keluarga besar dari pihak ibu :
AMAK / AME= IBU
CIA KUNG THAI = Buyut / kakek nya ibu
CIA PHO THAI =buyut / nenek nya ibu
CIA KUNG / A KUNG= kakek
CIA PHO / A PHO= nenek
A KHIU = paman / abang ibu
KHIU ME = isteri paman
A JI = bibi / kakak atau adik perempuan ibu
JI CHONG = suami bibi
Pada bagian 1 dan bagian 2 diatas adalah cara kita sebagai anak memberi panggilan hormat kepada kedua belah pihak keluarga besar ayah dan ibu.
Selanjutnya...
BAGIAN 3.
NGAI = saya
A KO / KOKO = abang
A SO = kakak ipar / isteri abang
A CE / CECE = kakak perempuan
CI CHONG =abang ipar / suami kakak
LO THAI = adik laki laki
LO THAI SIM KHIU = adik ipar / isteri adik
LO MOI = adik perempuan
MOI SE = adik ipar / suami adik
CHIT CI = keponakan
BAGIAN 4.
KA THIN = rumah tangga
KA KON = mertua laki laki
KA NYIONG = mertua perempuan
LO KUNG = suami
LO PHO = isteri
ONG NGA = bayi
SE KAI / SE NYIN = anak
LAI CI = anak laki laki
SIM KHIU = menantu perempuan
MOI CI = Anak perempuan
A LONG = menantu laki laki
SUN = cucu
SET = cicit
CHIN KA = besan laki laki
CHIA ME = besan perempuan
Baca juga kata kata lainnya tentang NAMA ANGGOTA TUBUH Bahasa Hakka
Diatas adalah susunan daftar tata cara panggilan ala orang hakka di indonesia
Semoga apa yang saya buat ini ada manfaat untuk para pembaca.
Apa bila ada kekurangan serta kesalahan yang terjadi saya sebagai admin sangat mengharapkan komentar dari anda untuk bisa memperbaiki kekurangan serta kesalahan yang ada.
Terima kasih (kam chia)
Atas kunjungan ANDA
5 komentar:
Kalau buat panggil kaka laki2 dr isterinya koko apa
Kalau orang dulu akan memanggil kakak laki2 dari istrinya koko "A khiu" sama seperti istilah paman, menyesuaikan dgn panggilan oleh Koko terhadap Kakak ipar laki2nya, karena panggilan Akhiu sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu Mu Khiu (saudara laki2 dari Ibu) dan Chi Khiu (saudara laki2 dari Istri).
Orang dulu memanggil sedemikian rupa ada kemungkinan untuk mengajarkan anak2nya bagaimana memanggil pamannya. Tapi kalau jaman sekarang, panggilan untuk ipar yang notabene adalah 1 level generasi sudah memanggil nama jika usianya lebih muda, dan memanggil Kakak jika usianya lebih tua.
Untuk manggil istri dari kakak laki-laki kakek apa ya? Kalo kakak laki-lakinya dipanggil pak kung, istrinya dipanggil apa ya?
Pak Me Pho
Ok makasih
Posting Komentar